Sahabat Hikmah...
Alam semesta ciptaan Allah adalah hamba-hamba Allah.
Mereka juga tentara Allah yang sangat tangguh dan patuh.
”Dan kepunyaan Allah-lah TENTARA langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS Al Fath 48:4)
Laut, hujan, angin topan, bumi, gunung, binatang buas…
Hingga serangga kecil yang merayap lambat...
Adalah tentara Allah yang sangat perkasa.
Para tentara Allah itu tunduk patuh kepada Allah,
Mereka bertasbih dan betahmid memuji-Nya.
”Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan berTASBIH dengan MEMUJI-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti TASBIH mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al Isra’ 17:44)
Mereka siap diperintahkan oleh Allah...
Untuk menghukum orang kafir sebagai musuh Allah.
Atau melindungi orang-orang beriman sebagai kekasih-Nya.
Kita bisa membaca ayat Al Quran bagaimana Allah mengirimkan tentara-Nya...
Untuk menghukum Fir’aun dan kaumnya yang melampaui batas.
”Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.” (QS Al A’raf 7:133) Para ahli tafsir mengatakan yang dimaksud darah dalah air yang berubah menjadi darah.
Dan Laut Merah pun bisa bersahabat dengan Nabi Musa,
Tetapi berubah menjadi musuh yang ganas buat Fir’aun dan tentaranya.
Pada kisah Rasulullah yang hijrah dan bersembunyi di Gua Tsur,
Burung merpati dan laba-laba tunduk atas perintah Allah...
Mereka dengan cepat membuat sarang dan bertelur di mulut gua...
Sehingga musyrikin Mekah tidak menyangka ada manusia di dalam gua.
Demikian juga bagaimana langit dan bumi menjadi tentara Allah ...
Yang dikirim kepada ummat Nabi Nuh yang angkuh dan keras kepala.
Langit menumpahkan bermiliar kubik air, deras dan sangat deras...
Dengan disertai angin topan yang sangat kencang.
Bahkan air juga memuncrat hebat dari dalam tanah.
Tiba-tiba bumi menjadi hamparan samudera yang sangat luas.
Yang menenggelamkan kaum Nabi Nuh,
Dan menyelamatkan Nabi Nuh dan pengikutnya.
Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir." Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang". Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.
Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," Dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim." (QS Hud 11:42-44)
Alam semesta dalah sesama ciptaan Allah,
Kita bisa bersahabat dengan alam atas ikatan iman.
Bersama alam kita bertasbih, mengagungkan Allah, memuji-Nya,
Menyembah-Nya dan mengesakan-Nya.
”Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya berTASBIH apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) SHALAT dan TASBIHnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS An Nur 24:41)
Bersahabat dengan alam dengan ikatan iman memberikan banyak manfaat.
Diantaranya, alam bisa menjadi pengingat kita setiap saat.
Terutama setelah berbagai musibah datang silih berganti di Bumi Pertiwi.
Alam menampakkan ketundukkannya kepada Sang Khaliq,
Yang tunduk atas perintah-Nya untuk menunjukkan kebesaran-Nya
Bahwa alam adalah TENTARA-Nya...
Bahwa alam juga berTASBIH dan berTAHMID...
Bahkan merekapun SHALAT...
Bersahabat dengan alam dengan ikatan iman...
Mengingatkan kita bagaimana menjalani hidup dengan baik.
Mengingatkan kita dari kesalahan dan dosa.
Bila seluruh isi alam ini beriman selalu bertahmid kepada-Nya.
Alangkah malunya kita, bila selalu bermaksiat kepada-Nya.
Bila seluruh isi alam ini shalat dan bertasbih kepada-Nya.
Alangkah hinanya manusia yang berakal bila tidak shalat dan takabur kepada-Nya.
Ya... semestinya kita malu dengan tanah yang kita injak,
Malu dengan udara yang kita hirup,
Malu kepada matahari yang menerangi kita,
Malu kepada pohon-pohon yang berdiri tenang,
Malu kepad nyamuk-nyamuk yang beterbangan sekitar kita,
Malu kepada semut-semut yang merayap ketakutan,
Bahkan malu kepada bayang-bayang kita sendiri yang selalu mengikuti kita.
”Dan apakah mereka tidak memperhatikan segala sesuatu yang telah diciptakan Allah yang bayangannya berbolak-balik ke kanan dan ke kiri dalam keadaan SUJUD kepada Allah, sedang mereka berendah diri ?
Dan kepada Allah sajalah berSUJUD segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri. Mereka TAKUT kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).” (QS An Nahl 16:48-50)
Mereka senantiasa bertasbih, bertahmid, sujud dan shalat serta takut kepada Allah...
Sementara kita? Apa yang selama ini kita lakukan kepada Allah?
Tadi pagi... ? Tadi malam...? Kemarin... ? Dulu...? Hari ini...?
Alam memberi kita inspirasi iman yang sangat kaya.
Dalam diamnya, mereka tengah bersuara dengan bahasa yang lain.
Seperti tengah menohok jantung kita, menyadarkan tentang Allah.
Tidak sulit memahami perspektif iman dalam bersahabat dengan alam.
Hanya dibutuhkan sedikit penghayatan dan perenungan...
Serta sedikit waktu untuk berlatih jujur.
Tetapi itu semua akan sulit bagi mereka yang dengan sengaja menutup mata hatinya.
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berAKAL, (yaitu) orang-orang yang BERDZIKIR (mengingat) Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka meMIKIRkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):
"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imran 3:190-191)
Bila kita perhatikan...
Dari setiap jengkal daratan di bumi...
Dari setiap lereng gunung yang lebat...
Dari setiap hamparan lautan yang luas...
Para tentara Allah tersebut tak pernah lelah MEMBERI...
Berapakah yang telah dinikmati oleh manusia dari alam semesta ini ?
Dan itu semua adalah atas perintah-Nya...
Maka selayaknya kita bersyukur kepada-Nya.
Sehingga bila kita merusak alam dan lalai dan lupa kepada Penguasanya,
Allah akan menegur kita dengan tentara-Nya...
Agar kita kembali bersujud dan bertasbih kepada-Nya.
”Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun" (Sesungghnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali." Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS Al baqarah 2:155-157)
Dalam seluruh makna tersebut di atas itulah kita menghayati...
Alam semesta adalah tentara Allah yang beriman dan patuh kepada-Nya.
Karenanya kita harus bersahabat dengan mereka dalam ikatan iman.
Bukan sebaliknya malah membuat kerusakan, keonaran....
dan bangga menumpuk dosa di atasnya.
Dan... kita juga harus saling mengingatkan...
Karena 'fitnah' tersebut tidak hanya menimpa orang-orang yang selalu berbuat dosa saja,
Tetapi juga akan menimpa orang-orang yang beriman di sekelilingnya.
”Dan takutlah (peliharalah) dirimu daripada fitnah (bencana) yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras hukuman-Nya.” (QS Al Anfal 8:25)
Sayyidina Ali bin Abi Thalib memberi nasehat:
“Tidaklah musibah itu turun, kecuali lantaran dosa. Dan tidaklah ia bisa diangkat kecuali dengan taubat”
Kita tidak sedang mengajari siapapun.
Apalagi menggurui para korban bencana yang mencabik-cabik negeri ini.
Kita sangat sadar, untuk tabah atas semua kepahitan ini saja tidak mudah.
Tetapi setelah segala duka nestapa ini...
Tidak adakah umpan balik yang lebih bertenaga ?
Setelah segala kehilangan yang menyakitkan ini...
Haruskah kita kehilangan spirit untuk menghayati rahasia alam dibalik semuanya ?
Kita harus menjadi seorang mukmin, dalam suka maupun duka.
Kita harus menjadi seorang mukmin, dalam karunia maupun bencana.
Allah yang Maha Suci lagi Maha Bijaksana tidak akan salah membedakan...
Mana diantara kita yang diadzab karena dosanya...
Dan mana yang sedang diuji untuk menaikkan derajat keimanannya.
Meski semuanya tercebur dalam satu kubangan bencana yang sama rasanya.
Kita memang harus tetap menjadi seorang mukmin, apappun yang terjadi.
Meskipun ini memang sulit...
Tetapi pilihan lain akan jauh lebih menyakitkann.
Wallahu a’lam bishowab.
by "KATA-KATA HIKMAH" on Friday, 05 November 2010 at 20:59
No comments:
Post a Comment