Kehidupan itu adalah suatu nikmat bagi orang yang menghargai dan menyedarinya.
Wednesday, 18 April 2012
Kisah Taubatnya Malik Bin Dinar
"Ya Allah Ampunilah Dosa-Dosaku" Kehidupanku dimulai dengan
kesia-siaan, mabuk-mabukan, maksiat, berbuat zhalim kepada manusia,
memakan hak manusia, memakan riba, dan memukuli manusia.
Kulakukan segala kezhaliman, tidak ada satu maksiat melainkan aku telah
melakukannya. Sungguh sangat jahat hingga manusia tidak menghargaiku
karena kebejatanku.
Malik bin Dinar Rohimahullah menuturkan:
Pada suatu hari, aku merindukan pernikahan dan memiliki anak. Maka
kemudian aku menikah dan dikaruniai seorang puteri yang kuberi nama
Fathimah. Aku sangat mencintai Fathimah.
Setiap kali dia bertambah besar, bertambah pula keimanan di dalam hatiku dan semakin sedikit maksiat di dalam hatiku.
Setiap kali dia bertambah besar, semakin bertambah pula keimanan di
dalam hatiku. Setiap kali aku mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa
Ta'ala selangkah, maka setiap kali itu pula aku menjauhi maksiat
sedikit demi sedikit. Hingga usia Fathimah genap tiga tahun, saat itulah
Fathimah meninggal dunia.
Maka akupun berubah menjadi orang
yang lebih buruk dari sebelumnya. Aku belum memiliki sikap sabar yang
ada pada diri seorang mukmin yang dapat menguatkanku di atas cobaan
musibah. Kembalilah aku menjadi lebih buruk dari sebelumnya.
Setanpun mempermainkanku, hingga datang suatu hari, setan berkata
kepadaku: "Sungguh hari ini engkau akan mabuk-mabukan dengan mabuk yang
belum pernah engkau lakukan sebelumnya." Maka aku bertekad untuk mabuk
dan meminum khamr sepanjang malam. Aku minum, minum dan minum. Maka aku
lihat diriku telah terlempar di alam mimpi.
Di alam mimpi
tersebut aku melihat hari kiamat. Matahari telah gelap, lautan telah
berubah menjadi api, dan bumipun telah bergoncang. Manusia berkumpul
pada hari kiamat. Manusia dalam keadaan berkelompok-kelompok. Sementara
aku berada di antara manusia, mendengar seorang penyeru memanggil: Fulan
ibn Fulan, kemari! Mari menghadap al-Jabbar. Aku melihat si Fulan
tersebut berubah wajahnya menjadi sangat hitam karena sangat ketakutan.
Sampai aku mendengar seorang penyeru menyeru namaku: "Mari menghadap
al-Jabbar!"
Kemudian hilanglah seluruh manusia dari sekitarku
seakan-akan tidak ada seorangpun di padang Mahsyar. Kemudian aku melihat
seekor ulat besar yang ganas lagi kuat merayap mengejar kearahku dengan
membuka mulutnya. Akupun lari karena sangat ketakutan. Lalu aku
mendapati seorang laki-laki tua yang lemah. Akupun berkata: "Hai,
selamatkanlah aku dari ular ini!" Dia menjawab: "Wahai anakku aku lemah,
aku tak mampu, akan tetapi larilah kearah ini mudah-mudahan engkau
selamat!"
Akupun berlari kearah yang ditunjukkannya, sementara
ular tersebut berada di belakangku. Tiba-tiba aku mendapati api ada
dihadapanku. Akupun berkata: "Apakah aku melarikan diri dari seekor ular
untuk menjatuhkan diri ke dalam api?" Akupun kembali berlari dengan
cepat sementara ular tersebut semakin dekat. Aku kembali kepada lelaki
tua yang lemah tersebut dan berkata: "Demi Allah, wajib atasmu menolong
dan menyelamatkanku." Maka dia menangis karena iba dengan keadaanku
seraya berkata: "Aku lemah sebagaimana engkau lihat, aku tidak mampu
melakukan sesuatupun, akan tetapi larilah kearah gunung tersebut
mudah-mudahan engkau selamat!"
Akupun berlari menuju gunung
tersebut sementara ular akan mematukku. Kemudian aku melihat di atas
gunung tersebut terdapat anak-anak kecil, dan aku mendengar semua anak
tersebut berteriak: "Wahai Fathimah tolonglah ayahmu, tolonglah ayahmu!"
Selanjutnya aku mengetahui bahwa dia adalah putriku. Akupun berbahagia
bahwa aku mempunyai seorang putri yang meninggal pada usia tiga tahun
yang akan menyelamatkanku dari situasi tersebut. Maka diapun memegangku
dengan tangan kanannya, dan mengusir ular dengan tangan kirinya
sementara aku seperti mayit karena sangat ketakutan. Lalu dia duduk di
pangkuanku sebagaimana dulu di dunia.
Dia berkata kepadaku:
"Wahai ayah, "belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman,
untuk tunduk hati mereka mengingat Allah."
Maka kukatakan: "Wahai putriku, beritahukanlah kepadaku tentang ular itu."
Dia berkata: "Itu adalah amal keburukanmu, engkau telah membesarkan dan
menumbuhkannya hingga hampir memakanmu. Tidakkah engkau tahu wahai
ayah, bahwa amal-amal di dunia akan dirupakan menjadi sesosok bentuk
pada hari kiamat? Dan lelaki yang lemah tersebut adalah amal shalihmu,
engkau telah melemahkannya hingga dia menangis karena kondisimu dan
tidak mampu melakukan sesuatu untuk membantu kondisimu. Seandainya saja
engkau tidak melahirkanku, dan seandainya saja tidak mati saat masih
kecil, tidak akan ada yang bisa memberikan manfaat kepadamu."
Dia Rohimahullah berkata: Akupun terbangun dari tidurku dan berteriak:
"Wahai Rabbku, sudah saatnya wahai Rabbku, ya, "Belumkah datang waktunya
bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat
Allah." Lantas aku mandi dan keluar untuk shalat subuh dan ingin segera
bertaubat dan kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Dia Rohimahullah berkata: Akupun masuk ke dalam masjid dan ternyata imampun membaca ayat yang sama:
"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah."
Itulah kisah taubatnya Malik bin Dinar Rohimahullah yang beliau
kemudian menjadi salah seorang imam generasi tabi'in, dan termasuk ulama
Basrah. Dia dikenal selalu menangis sepanjang malam dan berkata: "Ya
Ilahi, hanya Engkaulah satu-satunya Dzat Yang Mengetahui penghuni sorga
dan penghuni neraka, maka yang manakah aku di antara keduanya? Ya Allah,
jadikanlah aku termasuk penghuni sorga dan jangan jadikan aku termasuk
penghuni neraka."
Malik bin Dinar Rohimahullah bertaubat dan
dia dikenal pada setiap harinya selalu berdiri di pintu masjid berseru:
"Wahai para hamba yang bermaksiat, kembalilah kepada Penolong-mu! Wahai
orang-orang yang lalai, kembalilah kepada Penolong-mu! Wahai orang yang
melarikan diri (dari ketaatan), kembalilah kepada Penolong-mu!
Penolong-mu senantiasa menyeru memanggilmu di malam dan siang hari.
Dia berfirman kepadamu: "Barangsiapa mendekatkan dirinya kepada-Ku satu
jengkal, maka Aku akan mendekatkan diri-Ku kepadanya satu hasta. Jika
dia mendekatkan dirinya kepada-Ku satu hasta, maka Aku akan mendekatkan
diri-Ku kepadanya satu depa. Siapa yang mendatangi-Ku dengan berjalan,
Aku akan mendatanginya dengan berlari kecil."
Aku memohon
kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar memberikan rizki taubat kepada
kita. Tidak ada sesembahan yang hak selain Engkau, Maha Suci Engkau,
sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zhalim.
Malik bin Dinar Rohimahullah wafat pada tahun 130 H. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmatinya dengan rahmat-Nya yang luas
Golden Nugget Casino - Mapyro
ReplyDeleteGolden Nugget Casino Map and Golden Nugget Casino Realtime Gaming Realtime 대구광역 출장안마 Gaming 울산광역 출장마사지 Realtime Gaming Realtime 강릉 출장샵 Gaming Realtime Gaming 안양 출장안마 Rating: 5 고양 출장샵 · 2 reviews