Ingatlah tidak ada arang batu yang menjadi intan tanpa melalui tekanan demi tekanan. Hidup yang melalui kesukaran dan dugaan adalah untuk menjadikan kita lebih kuat dan lebih memahami orang lain. Cuma hati yang pernah dilapah yang boleh merasa besarnya erti kasih dan sayang sesama manusia.

Saturday, 28 April 2012

Muhammad Adalah Nabi Terakhir Yang Ditunggu Umat Hindu?


Nabi Muhammad adalah Nabi yang ditunggu umat Hindu? Kalimat itu pasti mengejutkan bagi kebanyakan umat Islam maupun umat Hindu, bahkan mungkin bagi umat di luar kedua agama itu. Betapa tidak, syariat dari dua agama itu sangat jauh berbeda. Mungkinkah Nabi Muhammad adalah Nabi dari kedua agama itu?
Jika dikatakan bahwa Nabi Muhammad adalah juga nabi dari umat Yahudi & umat Kristen, mungkin banyak dari kalangan umat Islam akan setuju, mengingat dalam Al-Qur’an memang terdapat ayat-ayat yang menyatakan kalau kedatangan Nabi Muhammad sebenarnya sudah diberitakan dalam kitab-kitab suci pendahulunya, seperti Taurat & Injil. Lima kitab awal dari kitab Perjanjian Lama Kristen adalah apa yang oleh umat Yahudi diakui sebagai Torah/Taurat/Pentatouch, yaitu kitab-kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan. Sedangkan 4 kitab awal dari kitab Perjanjian Baru Kristen diakui oleh umat Kristen sebagai kitab Injil, yaitu kitab-kitab Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes.



Sekalipun umat Islam menyatakan bahwa Taurat & Injil yg diturunkan pada nabi Musa & Nabi Isa adalah bukan yg diakui oleh umat Yahudi & Kristen sekarang, atau setidaknya sudah berubah/diubah dari aslinya, banyak para pakar ilmu Kristologi yang menyatakan kalau dalam Taurat & Injil yg diakui umat Yahudi & Kristen sekarang inipun masih terdapat sisa-sisa ramalan kedatangan Nabi Muhammad (sebenarnya sangat menarik untuk menampilkan argumentasi pembuktiannya, tapi hal itu bukan topik utama dari tulisan ini).

Jika umat Islam mempercayai ramalan kedatangan nabi Muhammad dalam kitab Taurat & Injil, bagaimana dengan kitab suci umat Hindu? Mungkinkah Nabi Muhammad Saw adalah seorang Nabi yang kedatangannya sudah diramalkan oleh kitab suci umat Hindu? Itulah yang akan kita bahas di sini.

Sebenarnya dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang dapat dijadikan acuan bahwa Nabi Muhammad mungkin saja adalah juga seorang Nabi yang ramalan kedatangannya terdapat dalam kitab-kitab suci umat agama lain, diantaranya :

1. Dalam surat Asy-Syu’ara(26) ayat 196 : “Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu benar-benar (tersebut) dalam kitab-kitab orang yang terdahulu”. Jadi dalam kitab-kitab sebelum Al-Qur’an juga terdapat wahyu Tuhan

2. Dalam surat Fatir(35) ayat 24 dinyatakan bahwa tidak ada suatu kaum di masa lalu tanpa seorang pemberi peringatan

3. Dalam surat Al-Ahzab(33) ayat 40 dinyatakan bahwa Muhammad adalah utusan Tuhan dan merupakan penutup para nabi (utusan terakhir)

4. Dalam surat Al-Anbiya(21) ayat 107 dinyatakan bahwa Nabi Muhammad tidak diutus melainkan untuk seluruh semesta alam.

5. Dalam surat Saba’ (34) ayat 28 dinyatakan bahwa Tuhan mengutus Muhammad untuk seluruh umat manusia, pemberi kabar gembira, dan peringatan akan dosa, tapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.

Juga dalam hadits Bukhari vol 1. dalam kitab Shalat bab 56 hadits no 429, nabi Muhammad bersabda :

“Semua rasul yg diutus sebelumku hanya berlaku untuk umat/bangsanya saja, tapi aku diutus untuk semua umat manusia”.

Sekarang akan kita lihat dalam kitab suci agama Hindu. Ada banyak kitab dalam agama Hindu yang diakui sebagai kitab suci mereka. Dari semuanya yang dianggap paling suci adalah kitab Veda (Weda). Bila diantara kitab-kitab itu ada yang bertentangan, maka yang harus menjadi rujukan utama adalah Weda yg juga masih terbagi lagi menjadi beberapa kitab. Kitab-kitab lain selain Weda adalah : Upanishad, Smriti, Dharma Sastra, Bhagavat Gita, Puranas, dll.

Ayat-ayat ramalan kedatangan Nabi Muhammad

Disebutkan dalam Bhavisa Purana –> dalam Pratisarag Parv III, Khand 3, Adhyay 3, Shalokas 10 to 27 :

“Aryadarma akan tampil di muka bumi ini. ‘Agama kebenaran’ akan memimpin dunia ini. Saya diutus oleh Isyparmatma. Dan pengikut saya adalah orang yang berada di lingkungan itu, yang kepalanya tidak dikucir, mereka akan memelihara jenggot dan akan mendengarkan wahyu, mereka akan mendengarkan panggilan sholat (adzan), mereka akan memakan apa saja kecuali daging babi, mereka tidak akan disucikan dengan tanaman semak-semak/umbi-umbian tapi mereka akan suci di medan perang. Meraka akan dipanggil “Musalaman” (perantara kedamaian).”

Kalau anda baca tulisan diatas dengan baik, maka anda akan melihat bahwa ciri-ciri dari pengikut agama kebenaran yg disebutkan adalah ciri-ciri yang umum terdapat pada umat Islam.

Dalam Atharvaveda book 20 Hymn 127 Shlokas 1-14 disebutkan tentang Kuntupsuktas yang mengisyaratkan bahwa nabi Muhammad akan terungkap kemudian.

- Mantra 1 mengatakan : ia akan disebut Narasangsa. “Nars” artinya orang, “sangsa” artinya “yang terpuji”. Jadi Narasangsa artinya : orang yang terpuji. Kata “Muhammad” dalam bahasa arab juga berarti : orang yang terpuji. Jadi Narasangsa dalam bahasa Sansekerta adalah identik dg Muhammad dalam bahasa arab. Jadi Narasangsa adalah figur yang sama dengan Nabi Muhammad. Ia akan disebut “Kaurama” yang bisa berarti : pangeran kedamaian, dan bisa berarti : orang yg pindah (hijrah). Nabi Muhammad adalah seorang pangeran kedamaian yang hijrah dari Makkah ke Madinah. Ia akan dilindungi dari musuh yang akan dikalahkannya yang berjumlah 60.090 orang. Jumlah itu adalah sebanyak penduduk Makkah pada masa Muhammad hidup yaitu sekitar 60.000 orang.

- Mantra 2 mengatakan : ia adalah resi yang naik unta. Ini berarti ia bukan seorang bangsawan India, karena dikatakan dalam Mansuriti(11) : 202 mengatakan bahwa Brahma tidak boleh menaiki unta atau keledai. Jadi tokoh ini jelas bukan dari golongan Brahmana (pendeta tinggi Hindu), tapi seorang asing.

- Mantra 3 mengatakan : ia adalah “Mama Rishi” atau resi agung. Ini cocok dengan Nabi agung umat Islam yaitu Nabi Muhammad SAW.

- Mantra 4 mengatakan : ia adalah Washwereda (Rebb) artinya orang yang terpuji. Nabi Muhammad yang juga dipanggil dengan nama Ahmad adalah berarti juga “orang yang terpuji” yang terjemahan bahasa Sansekerta-nya adalah Rebb.

Beberapa ramalan lainnya :

- Dalam Atharvaveda book 20 hymn 21 : 6 dinyatakan bahwa di sana disebutkan dengan istilah : “akkaru” yang artinya : “yang mendapat pujian”. Dia akan mengalahkan 10.000 musuh tanpa pertumpahan darah. Hal ini merujuk pada perang Ahzab yang mana Nabi Muhammad mengalahkan musuh yang berjumlah 10.000 orang tanpa pertumpahan darah.

- Dalam Atharvaveda book 20 hymn 21 : 7 dinyatakan bahwa Abandu akan mengalahkan 20 penguasa. Abandu juga berarti seorang yatim atau seorang yang mendapat pujian. Ini mengarah pada nabi Muhammad yang seorang yatim sejak lahir dan arti kata Muhammad/Ahmad yang berarti yang terpuji, yang akan mengalahkan kepala-suku-suku dari suku-suku di sekitar Makkah yg berjumlah sekitar 20 suku.

- Dalam Rigveda book 1 Hymn 53 : 9 nabi dipanggil dg sebutan “Suslama” yg artinya lagi-lagi adalah : orang yg terpuji yg merupakan arti dari nama Muhammad.

- Dalam Samaveda Agni Mantra 64 dinyatakan bahwa ia tidak disusui oleh ibunya. Hal ini persis dengan Nabi Muhammad yang tidak disusui oleh ibunya tapi oleh seorang wanita bernama Halimah.

- Dalam Samaveda Uttararchika Mantra 1500 dinyatakan bahwa Ahmad akan dianugrahi undang-undang abadi, yang jelas mengacu pada Nabi Muhammad yang akan dianugrahi kitab suci Al-Qur’an. Tapi karena orang India yang berbahasa sansekerta tidak paham kata Ahmad, maka diterjemahkan menjadi “a” dan “mahdi” yaitu “saya sendiri”, jadi diartikan “saya sendiri yang menerima undang-undang abadi”. Padahal seharusnya “Muhammad sendiri yang dianugrahi undang-undang abadi”.

Nabi Muhammad diramalkan dengan nama Ahmad pada banyak bagian dalam kitab-kitab Weda. Juga diramalkan pada tak kurang dari 16 tempat yang berbeda dalam kitab weda dg nama Narasangsa artinya adalah sama dengan arti dari nama Muhammad, yaitu “yang terpuji”.

Kalky Autar

Salah satu ramalan kedatangan nabi Muhammad yg sangat terkenal yang juga telah membuat seorang professor bahasa dari Alahabad University India mengajak kepada umat Hindu untuk segera memeluk agama Islam, adalah terdapatnya sebuah ramalan penting dalam kitab suci Hindu tentang kedatangan yang ditunggu-tunggu dari seorang Kalky Avtar (baca : autar). “av” artinya : turun. “tr” artinya melewati. Jadi arti kata Avtar adalah “diturunkan atau diutus untuk turun”. Kalky Avtar artinya adalah : “utusan terakhir”.

Pundit Vaid Parkash – sang professor (yang menulis buku berjudul “Kalky Avtar”), secara terbuka dan dengan alasan-alasan ilmiah, mengajak para penganut Hindu untuk segera memeluk agama Islam dan sekaligus mengimani risalah yang dibawa oleh Rasulullah SAW, karena menurutnya, sebenarnya Nabi Muhammad adalah sosok yang dinanti-nantikan sebagai sosok pembaharu spiritual dalam agama Hindu.

Disebutkan dalam Nashpropesy, Nabi Muhammad diramalkan dengan nama Kalky Avtar (Autar terakhir) dan Amtim Rishi. Sedangkan dalam kitab Puranas disebutkan tentang Kalky Autar dan kedatangannya. Diantara ayat-ayat yang menyebutkan adalah :

- Dalam Baghavata Purana Khand 12 Adhyay 2 Shloka 18-20 disebutkan dalam rumah Visnuyash akan dilahirkan Kalky Avtar yang diramalkan akan menjadi penguasa dunia, yang terkenal dengan sifat-sifatnya yang baik & menonjol. Dia akan diberi tanda-tanda. Dia akan diberi oleh malaikat sebuah kendaraan yang cepat. Dia akan menaiki kuda putih sambil memegang pedang. Dia akan mengalahkan orang-orang jahat dan dia akan terkenal di dunia.

- Dalam Baghavata Purana Khand 1 Adhyay 3 Shloka 25 disebutkan akan ada juru selamat di rumah Visnuyash

- Dalam Kalki Purana (2) : 4 disebutkan bahwa di rumah Visnuyash pemimpin – kampung Sambala akan lahir Kalki Avtar

- Dalam Kalki Purana (2) : 5 disebutkan bahwa dia akan datang bersama para sahabatnya (4 orang sahabat) mengalahkan orang-orang jahat

- Dalam Kalki Purana (2) : 7 disebutkan bahwa dia akan dijaga oleh malaikat di medan perang

- Dalam Kalki Purana (2) : 11 disebutkan bahwa dalam rumah Visnuyash dan dalam rumah Summati Kalki Autar akan lahir

- Dalam Kalki Purana (2) : 15 disebutkan bahwa dia akan lahir pada tanggal 12 bulan pertama Madhop

- Semua ramalan yg disebut diatas tadi tiada lain merujuk pada Nabi Muhammad SAW. Penjelasannya demikian :

- Dirumah Visnuyash berarti dirumah pengikut Vishnu (pengikut Tuhan) sedangkan ayah dari Nabi Muhammad adalah bernama Abdullah yang artinya adalah pengikut Allah (pengikut Tuhan). Orang Islam menyebut “Allah” sebagai Tuhan, sedang orang Hindu menyebut “Vishnu” sebagai Tuhan. Jadi di rumah Visnuyash adalah di rumah Abdullah.

- Summati dalam bahasa sansekerta artinya adalah orang yang sangat setia. Sedangkan ibunda nabi Muhammad adalah bernama Aminah yang dalam bahasa arab artinya juga orang yg setia.

- Sambala bahasa arabnya adalah tempat yang aman & damai. Nabi Muhammad dilahirkan di Makkah yang terkenal dengan nama “Darul Aman” yaitu tempat yang aman & damai. Akan lahir diantara kepala suku Sambala, artinya bahwa Nabi akan lahir diantara kepala suku di Makkah.

Dilahirkan pada tanggal 12 di bulan pertama Madhop. Nabi Muhammad lahir pada tanggal 12 rabiul awal

Sebagai Amtim Rishi (resi terakhir). Nabi Muhammad adalah juga nabi terakhir dari deretan nabi-nabi yang dikirim Tuhan seperti yang terdapat pada QS. Al- Ahzab : 40.

- Dia akan memperoleh bimbingan di atas gunung dan akan kembali lagi ke arah utara. Nabi Muhammad memperoleh wahyu pertamanya di gua Hira di Jabal Nur. Jabal Nur artinya Gunung Cahaya lalu kembali lagi ke Makkah.

- Dia akan memiliki sifat-sifat yang sangat mulia. Persis seperti nabi Muhammad seperti terdapat pada QS. Al-Qalam : 14 “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang luhur”.

- Kalki Autar akan diberi 8 kemampuan spiritual, yaitu : bijaksana, punya kendali diri, keturunan yg terhormat, punya pengetahuan wahyu, pemberani, perkataannya bertarget kurikulum, sangat dermawan, dan sangat ramah. Semuanya adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh nabi Muhammad

- Dia akan diberi kendaraan yg sangat cepat oleh Shiva. Nabi Muhammad juga diberi bouraq yang sangat cepat oleh Allah yg membawanya ke langit dalam peristiwa Mi’raj.

- Dia akan naik kuda putih dengan tangan kanannya memegang pedang. Nabi Muhammad juga ambil bagian dalam peperangan termasuk dengan menunggang kuda dan bertempur dengan memegang pedang dengan tangan kanannya.

- Dia akan menjadi penyelamat umat manusia. Dalam QS. Faatir(35) ayat 24 dan QS. Saba(34) ayat 28 disebutkan bahwa Nabi Muhammad adalah pembawa berita gembira & peringatan bagi seluruh umat manusia, tapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Dia akan menjadi pembimbing ke jalan yang benar. Nabi Muhammad hidup pada jaman jahiliyah yang penuh kegelapan dimana ia membawa umatnya ke jalan yang terang benderang.

- Dia akan dibantu oleh 4 sahabat dalam menyebarkan misi. Kita tahu ada 4 orang khalifah sahabat nabi yaitu : Sayyidina Abubakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

- Dia akan ditolong oleh malaikat di medan pertempuran. Dalam perang Badr Nabi Muhammad dibantu oleh para malaikat Allah seperti tersebut dalam QS. Ali Imran (3) ayat 123 & 125 : “Jika kamu bersabar dan bertaqwa dan mereka menyerang kamu dengan seketika itu juga niscaya Allah menolong kamu dengan 5000 malaikat yang memakai tanda”. Juga QS. Al-Anfal(8) ayat 9 yang berbunyi “…. sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yg datang berturut-turut.”

Subhanallah..

Ternyata sekian banyak ayat tersebut (yang sebenarnya belum semuanya ditampilkan) yang meramalkan akan datangnya seorang nabi yang ditunggu-tunggu oleh umat Hindu, begitu cocok dengan gambaran Nabi Muhammad, umat Islam, dan sejarahnya. Mungkin saja ini juga merupakan pembuktian yang diberikan Allah bahwa Nabi Muhammad memang diutus Allah untuk seluruh umat manusia.

Hal ini juga dapat membuka diskusi yg menarik tentang agama Hindu, kitab suci umat Hindu, dan syariat-nya. Benarkah agama Hindu memang merupakan agama yang diturunkan oleh Allah jauh sebelum Nabi Muhammad lahir? Kalau ya, apakah berarti umat Hindu bisa disebut “muslim”, atau juga bisa disebut “ahlul kitab”? Bagaimana sesungguhnya ajaran agama Hindu itu, dan sesuaikah dengan ajaran Islam? Bagaimana pendapat anda sendiri? (rkh)

Referensi:

Dr. Zakir Abdul Karim Naik (“Persamaan Hindu dan Islam”)


sumber link asal: http://zilzaal.blogspot.com/2012/04/muhammad-adalah-nabi-terakhir-yang.html

Saturday, 21 April 2012

IBRAHIM ADHAM : Kisah Hebat Seorang Raja Menjadi Ahli Sufi Mulia

Ibrahim bin Adham atau nama asalnya ialah Abu Ishak Ibrahim bin Adham dilahirkan daripada keluarga bangsawan Arab yang kaya raya. Beliau terkenal sebagai seorang raja Balkh yang sangat luas wilayah kekuasaannya. Ke mana saja pergi, beliau akan diiringi empat puluh bilah pedang emas dan empat batang tongkat kebesaran emas diusung di depan dan belakangnya. Nama beliau berada dalam tinta sejarah daripada seorang raja yang masyhur kepada ahli sufi yang terkenal.

 Bermulanya perubahan kehidupan Ibrahim bin Adham apabila pada suatu malam ketika baginda tertidur di bilik istananya, langit-langit di biliknya bergerak seolah-olah ada seseorang yang sedang berjalan di atas atap. Ibrahim terjaga dan berseru: “Siapakah itu?”

“Saya adalah seorang sahabat, untaku hilang, aku sedang mencarinya di atas atap ini.” Terdengar sahutan dari atas.
“Bodoh, tidak ada orang mencari unta di atas atap!” Ibrahim menengkingnya.
“Wahai manusia yang lalai, apakah engkau hendak mencari Allah Subhanahu wata’ala dengan berpakaian sutera dan tidur di alas tilam emas?” Jawab suara itu penuh simbolik.

Kata-kata ini sangat menggetarkan hati Ibrahim. Ia sangat gelisah dan tidak dapat meneruskan tidurnya sehingga pagi. Seperti kebiasaannya, di sebelah siang Ibrahim berada di atas singgahsananya untuk mendengar pengaduan dan masalah rakyat jelata. Tetapi hari itu keadaannya berlainan, dirinya gelisah dan banyak termenung.
Para menteri, pembesar istana dan rakyat yang hadir merasa hairan melihat perubahan yang terjadi dengan tiba-tiba kepada raja mereka.

Tiba-tiba masuk seorang lelaki berwajah menakutkan ke dalam ruangan perjumpaan itu. Tidak seorangpun di antara askar dan pengawal istana yang berani menanyakan sesuatu dan menghalangnya masuk. Kejadian berlaku begitu pantas, semua lidah menjadi kelu. Lelaki itu melangkah ke depan Ibrahim Adham.

“Apakah yang engkau inginkan daripada aku?” Tanya Ibrahim.
“Aku baru sahaja sampai, bagilah aku rehat dulu”, jawab lelaki itu.
“Ini bukan tempat persinggahan kafilah. Ini istanaku. Lagak engkau seperti orang gila saja!” Ibrahim menengking.
“Siapa pemilik sebenar istana ini sebelum engkau?” Tanya lelaki itu.
“Ayahku!” Jawab Ibrahim pendek.
“Sebelum ayahmu?”
“Datukku!”
“Sebelum dia?”
“Datuk kepada datuk-datukku!”
“Ke manakah mereka sekarang ini?“ Tanya lelaki itu.
“Mereka telah meninggalkan dunia ini”, jawab Ibrahim.
“Jika demikian, tidakkah ini sebuah persinggahan yang diduduki oleh seseorang kemudian ditinggalkannya dan diganti oleh yang lain pula?” Kata lelaki itu.

Tersentak juga hati Ibrahim mendengar kata-kata lelaki itu. Belum sempat Ibrahim menjawab, lelaki itu mengundur ke belakang dan tiba-tiba ghaib di tengah orang ramai. Banyak para alim ulama membuat tafsiran sesungguhnya lelaki itu adalah Nabi Khidhir ‘Alaihissalam yang sengaja datang mengetuk hati raja Ibrahim bin Adham yang semakin lalai dengan tipu daya dunia.

Kegelisahan Ibrahim semakin menjadi-jadi sejak kejadian tersebut. Ia dihantui oleh bayangan dan suara lelaki itu sejak peristiwa di istananya. Akhirnya kerana tidak tahan lagi Ibrahim memerintah pengawalnya: “Persiapkan kudaku yang terbaik! Aku hendak pergi berburu. Ya, Allah! Bilakah semua ini akan berakhir?”
Ibrahim bin Adham dan rombongan terus merentasi padang pasir yang luas saujana mata memandangnya. Baginda memacu kudanya begitu laju sehingga akhirnya terpisah dengan rombongan tersebut. Dalam mencari jalan keluar baginda terlihat seekor rusa. Tiba-tiba Ibrahim ghairah hendak memburu rusa itu. Belum sempat berbuat apa-apa rusa itu berkata kepadanya: “Wahai manusia yang lalai, aku disuruh oleh Allah Subhanahu wata’ala memburumu. Engkau tidak dapat menangkapku. Bertaubatlah, untuk inikah engkau diciptakanNya?”

Ibrahim yang di dalam ketakutan itu tiba-tiba terkejut dengan kata-kata itu. Baginda langsung tidak terfikir selama ini untuk apa baginda dicipta ke dunia. Sekarang keyakinan serta keimanannya telah tertanam di dalam dadanya. Seluruh pakaian dan tubuh kudanya basah oleh cucuran air mata penyesalannya selama ini. Dengan sepenuh hati Ibrahim bertaubat kepada Allah Subhanahu wata’ala. Dalam keadaan panas terik itu, baginda meninggalkan kudanya dengan berjalan kaki yang akhirnya baginda bertemu dengan seorang penggembala yang sedang menjaga sekumpulan kambing-kambingnya.

Tiba-tiba Ibrahim meminta keizinan untuk menyerahkan bajunya yang bersulam emas serta topinya yang bertatahkan batu-batu permata yang sangat mahal harganya. Sebaliknya baginda mengenakan pakaian dan topi gembala itu yang diperbuat daripada kulit dan bulu kambing. Gembala kambing itu melihat kelakuan Ibrahim itu dengan penuh kehairanan. Semua malaikat menyaksikan perbuatan Ibrahim itu dengan penuh kekaguman sehingga salah satu malaikat berkata: “Lihat, betapa megahnya kerajaan yang diterima putera Adham sebelum ini, akhirnya telah mencampakkan pakaian dunia yang kotor dan menggantinya dengan jubah kesedaran.”

Dengan berjalan kaki Ibrahim mengembara merentasi gunung dan menyusuri padang pasir yang luas sambil menginsafi dosa-dosa yang pernah dilakukannya. Akhirnya sampailah baginda di sebuah gua. Ibrahim yang dulunya seorang raja yang hebat akhirnya menyendiri dan berkhalwat di dalam gua selama sembilan tahun. Selama di dalam gua itulah Ibrahim betul-betul mengabdikan dirinya kepada Allah Subhanahu wata’ala. Setiap hari Khamis baginda ke pekan bernama Nishapun untuk menjual kayu api. Setelah sembahyang Jumaat baginda pergi membeli roti dengan wang yang diperolehinya. Roti itu separuh diberikan kepada pengemis dan separuh lagi untuk berbuka puasa. Demikianlah yang dilakukannya setiap minggu.

Akhirnya baginda mengambil keputusan keluar dari gua tersebut untuk merantau lagi merentasi padang pasir yang terbentang luas itu. Baginda tidak tahu lagi ke mana hendak ditujui. Setiap kali baginda berhenti di sebuah perkampungan, baginda kumpulkan orang-orang setempat untuk memberitahu betapa kebesaran Allah terhadap hambaNya dan azab yang akan diterima oleh sesiapa yang mengingkarinya. Justeru itu banyaklah orang yang akrab dengannya dan ada yang menjadi muridnya. Baginda mengharungi padang pasir itu empat belas tahun lamanya. Selama itu pula baginda berdoa dan merendahkan dirinya serta tawaddhu’ kepada Allah Subhanahu wata’ala. Nama Ibrahim pula mula disebut-sebut orang; dari seorang raja berubah menjadi seorang ahli sufi yang merendah diri.
Pernah dalam perjalanannya baginda diuji. Disebabkan kewara’an baginda itu ada seorang kaya datang menemuinya untuk mengambil tabarruk ke atas baginda dengan memberi wang yang sangat banyak kepada Ibrahim. “Terimalah wang ini, semoga berkah”, katanya kepada Ibrahim.

“Aku tidak mahu menerima sesuatupun daripada pengemis”, jawab Ibrahim.
“Tetapi aku adalah seorang yang kaya”, pintas orang kaya orang itu.
“Apakah engkau masih menginginkan kekayaan yang lebih besar daripada apa yang telah engkau miliki sekarang ini?” tanya Ibrahim.

“Ya, kenapa tidak?” Jawabnya ringkas.“Simpanlah wang ini kembali, bagi aku, engkau adalah ketua para pengemis di sini. Bahkan engkau bukan seorang pengemis lagi tetapi seorang yang sangat miskin dan meminta-minta.” Tegur Ibrahim.

Kata-kata Ibrahim itu membuatkan orang kaya itu tersentak seketika. Penolakan pemberiannya oleh Ibrahim disertai dengan kata-kata yang sinis lagi pedas itu turut meninggalkan kesan yang mendalam kepada dirinya. Dengan peristiwa tersebut orang kaya itu bersyukur kepada Allah kerana pertemuan dengan Ibrahim itu membuatkan dirinya sedar akan tipu daya dunia ini. Beliau lalai dengan nafsu yang tidak pernah cukup daripada apa yang perolehinya selama ini.

Suatu ketika sedang Ibrahim bin Adham menjahit jubah buruknya di tepi sungai Tirgis baginda ditanya oleh sahabatnya: “Engkau telah meninggalkan kemewahan kerajaan yang besar. Tetapi apakah yang engkau telah perolehi sebagai imbalannya?”

Disebabkan soalan yang tidak disangka-sangka itu keluar dari mulut sahabatnya sendiri maka dengan tiba-tiba jarum di tangannya terjatuh ke dalam sungai itu.

Sambil menunjukkan jarinya ke sungai itu Ibrahim berkata, “Kembalikanlah jarumku!”
Tiba-tiba seribu ekor ikan mendongakkan kepalanya ke permukaan air. Masing-masing ikan itu membawa sebatang jarum emas di mulutnya.

Ibrahim berkata: “Aku inginkan jarumku sendiri.”
Seekor ikan kecil yang lemah datang menghantarkan jarum besi kepunyaan Ibrahim di mulutnya.
“Jarum ini adalah salah satu di antara imbalan-imbalan yang ku perolehi, kerana meninggalkan kerajaan Balkh. Sedangkan yang lainnya belum tentu untuk kita, semoga engkau mengerti.” Kata Ibrahim Adham dengan penuh kiasan.

Begitulah kehidupan seorang raja Balkh yang bernama Ibrahim bin Adham yang luas pemerintahannya dan hidup di dalam kemewahan, tetapi akhirnya berkelana menjadi ahli sufi yang terkenal. Baginda menemui Allah Subhanahu wata’ala pada tahun 165H/782M di negeri Persia. Taubat Ibrahim itu merupakan sebuah kisah yang sangat unik bagi umat Islam yang merintis kehidupan yang penuh dengan tipu daya di dunia ini. Wallahu ‘alam.



Wednesday, 18 April 2012

Kisah Insan Serba Biasa Yang Menjadi Ahli Syurga

Kepada Anas bin Malik, Rasulullah SAW menyampaikan kabar gembira bahwa sebentar lagi akan datang seorang laki-laki penghuni surga.

Mendengar berita yang diyakini kebenarannya tersebut, Anas segera melakukan persiapan untuk menyambutnya. Tak lama kemudian datang seorang laki-laki Anshar, tanpa banyak bicara. Lelaki itu pada keesokan harinya datang untuk kali yang kedua, begitu juga pada hari yang ketiga.

Abdullah yang dari sejak awal penasaran terhadap tamunya Anas bin Malik tersebut menguntit dari belakang. Ia ingin tahu banyak tentang lelaki yang disebut Rasulullah SAW sebagai penghuni surga. Untuk maksud tersebut, ia bahkan minta izin beberapa lama untuk tinggal, menginap di rumahnya.
Setelah mendapat izin, ia tak sedikitpun melepaskan perhatiannya kepada sosok Abdullah, mulai dari pekerjaannya, amalan kesehariannya, kebiasaan sehari-harinya, maupun karakter dan kepribadiannya.

Setelah tiga hari mengamati, ternyata Abdullah tidak menemukan sesuatu yang istimewa. Lelaki Anshar itu biasa-biasa saja, kecuali bahwa ia menjalankan shalat secara baik dan perkataannya selalu benar. Demikian halnya dengan shalat malamnya, lelaki itu hanya bangun tak lebih dari yang dilakukan oleh Anas bin Malik.
Merasa tidak berhasil melakukan pengamatan secara benar, maka kepada lelaki Anshar tersebut, Abdullah berterus terang menyampaikan penyamarannya, "Bahwa aku menginap di rumahmu semata-mata karena keinginan tahuku tentang amalan besar apakah yang engkau lakukan hingga aku ingin meneladanimu. Terus terang sampai saat ini aku belum menemukan sesuatu, padahal engkau telah mendapatkan derajat yang tinggi sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi. Mungkin Anda punya rahasia?"

"Tidak ada rahasia pada diri dan pekerjaanku," jawab lelaki itu dengan terus terang.

"Bisa Anda jelaskan hal-hal yang tidak aku ketahui?" desak Abdullah

"Sungguh, tidak ada yang istimewa pada diriku kecuali yang telah kamu perhatikan selama ini di sini," kata lelaki itu menegaskan.

"Barangkali masih ada yang lainnya?" Abdullah kembali penasaran

"Aku tidak memiliki keistimewaan apapun, kecuali bahwa aku tidak pernah menyimpan hasrat dalam hati untuk menipu sesama dan menaruh rasa dengki kepada seseorang lantaran kebaikan yang telah diberikan Allah kepadanya," kata lelaki itu merendah.

Mendengar jawaban lelaki itu, Abdullah berkata, "Inilah yang telah mengangkat derajat Anda menjadi penghuni surga sebagaimana yang disabdakan Rasulullah saw".

Kasih sayang Allah meliputi segala makhluk-Nya, baik ketika hidup di dunia maupun di akherat. Allah memberi surga tidak terbatas orang-orang tertentu yang mempunyai kedudukan istimewa saja. Orang-orang biasa yang melakukan amalan biasa-biasa saja dapat pula menikmati surga sebagaimana yang dijanjikan-Nya. Allah tidak rakus pujian, tidak juga sesembahan. Persembahan seorang hamba manfaatnya semata-mata untuk hamba tersebut.

Kekuasaan dan kebesaran-Nya tidak bertambah sedikitpun jika disembah oleh seorang hamba. Sebaliknya, kebesaran dan kekuasaan-Nya tidak berkurang sedikitpun jika sekiranya seluruh ummat manusia menentang dan menyekutukan-Nya.Orang-orang biasa yang amalan ibadahnya standar saja bisa menjadi penghuni surga, sebagaimana kisah di atas, asal keberhajaan ibadahnya disempurnakan dengan akhlaqul karimah.

Di akherat kelak, amalan yang timbangannya amat berat adalah akhlaq, sebagaimana sabda Rasulullah:"Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (pada hari kiamat) dari akhlaq yang baik."

Akhlaq inilah yang pada hari akherat banyak membantu manusia memperoleh surga. Sebaliknya karena akhlaq pula banyak orang yang ketika di dunia sangat aktif beribadah justru tergelincir mencicipi neraka. Mereka inilah yang disebut-sebut dalam hadits Rasulullah saw sebagai orang yang bangkrut.

Tentang hal itu Rasululah saw menegaskan, "Tahukah kamu yang disebut orang yang bangkrut?" Para sahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." Nabi saw lalu berkata, "Sesungguhnya orang yang bangkrut dari ummatku ialah yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan puasa, shalat dan zakat, tetapi dia pernah mencaci maki orang ini dan menuduh orang itu berbuat zina. Dia pernah memakan harta orang itu lalu dia menanti orang ini menuntut dan mengambil pahalanya (sebagai tebusan) dan orang itu mengambil pula pahalanya. Bila pahala-pahalanya habis sebelum selesai tuntutan dang ganti tebusan atas dosa-dosanya, maka dosa orang-orang yang menuntut itu diletakkan di atas bahunya lalu dia dihempaskan ke api neraka".

Masih banyak kita dapati orang-orang yang apabila diperhitungkan amalan ibadahnya sungguh sangat mengagumkan, akan tetapi sayang sekali mereka masih kurang peduli terhadap masalah akhlaq. Hubungan dan interaksi sosialnya sangat buruk. Di sana ia masih memendam rasa iri, hasut dan dengki. Kadang-kadang tak bisa melepaskan dari dari ghibah, fitnah, bahkan namimah.

Menuduh sesama muslim dengan tuduhan yang amat keji, misalnya sebagai ahli bidah, ahli maksat, bahkan musyrik dan kafir. Padahal penilai yang sebenar-benar dan seadil-adilnya hanyalah Allah SWT.

Bukankah mereka juga membaca hadits Rasulullah saw:"Berhati-hatilah terhadap prasangka, karena sesungguhnya prasangka itu adalah seburuk-buruk ucapan yang paling bodoh." (HR.Bukhari)

Sungguh, masih beruntung orang yang diceritakan dalam kisah di atas. Meskipun ibadahnya pas-pasan tapi karena akhlaqnya baik, tidak pernah mempunyai niat untuk menipu orang lain dan tidak juga iri dan dengki kepada sesamanya atas pemberian Allah yang diberikan kepadanya, maka ia digolongkan, bahkan dijamin Rasulullah saw sebagai penghuni surga.

Suatu kedudukan yang sangat istimewa. Golongan inilah yang kelak di akherat justru paling dekat tempat duduknya dengan Rasulullah saw di surga. Rasulullah saw menegaskan, "Orang yang paling dekat denganku kedudukannya pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaqnya dan sebaik-baik kamu adalah yang paling baik terhadap keluarganya."

Berkaitan dengan masalah ini, sebagaimana diriwayatkan oleh Ath-Thabari, bahwa Ummu Salamah, isteri Rasulullah saw pernah bertanya kepada Nabi saw perihal isteri yang mempunyai beberapa orang suami. Ummu Salamah bertanya, "Ya Rasulullah, seorang perempuan dari kami ada yang nikah dua, tiga, dan empat kali (karena suaminya mati) lalu dia wafat dan masuk surga bersama suami-suaminya juga. Siapakah yang akan menjadi suaminya kelak di surga?" Nabi saw menjawab, "Dia disuruh memilih dan yang dipilih adalah yang paling baik akhlaqnya dan berkata, Ya Rabbku, orang ini ketika di dunia paling baik akhlaqnya kepadaku, maka kawinkanlah aku dengannya".

Masih dalam riwayat yang sama, Rasulullah kembali menegaskan: "Wahai ummu Salamah, akhlaq yang baik membawa kebaikan untuk kehidupan di dunia dan akherat". Bagian akhir dari tulisan ini, ada dua akhlaq yang dapat mengangkat seseorang sampai pada posisi puncak sebagai penghuni surga walaupun pada dasarnya orang tersebut tergolong biasa-biasa saja, terutama dalam ibadahnya. Pertama, hindari rasa ingin memusuhi sesama.

Jangan ada sedikitpun keinginan untuk memfitnah, mencaci, menyakiti, membicarakan aibnya, ataupun memusuhinya. Jauhkan pada diri Anda untuk berburuk sangka, mencari-cari kekurangan dan aib sesama. Sebaliknya berbuat baiklah kepada semua orang, karena kebaikan itu akan menjadi modal kebaikan dalam hidup dunia dan akherat.Kedua, hindari hasud dan dengki. Perbuatan ini sangat berbahaya dan membahayakan orang lain. Rasulullah saw menegaskan, "Waspadalah terhadap hasud (iri dan dengki), sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala sebagaimana api memakan kayu bakar."

Kisah Taubatnya Malik Bin Dinar



"Ya Allah Ampunilah Dosa-Dosaku" Kehidupanku dimulai dengan kesia-siaan, mabuk-mabukan, maksiat, berbuat zhalim kepada manusia, memakan hak manusia, memakan riba, dan memukuli manusia.

Kulakukan segala kezhaliman, tidak ada satu maksiat melainkan aku telah melakukannya. Sungguh sangat jahat hingga manusia tidak menghargaiku karena kebejatanku.

Malik bin Dinar Rohimahullah menuturkan: Pada suatu hari, aku merindukan pernikahan dan memiliki anak. Maka kemudian aku menikah dan dikaruniai seorang puteri yang kuberi nama Fathimah. Aku sangat mencintai Fathimah.

Setiap kali dia bertambah besar, bertambah pula keimanan di dalam hatiku dan semakin sedikit maksiat di dalam hatiku.

Setiap kali dia bertambah besar, semakin bertambah pula keimanan di dalam hatiku. Setiap kali aku mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala selangkah, maka setiap kali itu pula aku menjauhi maksiat sedikit demi sedikit. Hingga usia Fathimah genap tiga tahun, saat itulah Fathimah meninggal dunia.

Maka akupun berubah menjadi orang yang lebih buruk dari sebelumnya. Aku belum memiliki sikap sabar yang ada pada diri seorang mukmin yang dapat menguatkanku di atas cobaan musibah. Kembalilah aku menjadi lebih buruk dari sebelumnya.

Setanpun mempermainkanku, hingga datang suatu hari, setan berkata kepadaku: "Sungguh hari ini engkau akan mabuk-mabukan dengan mabuk yang belum pernah engkau lakukan sebelumnya." Maka aku bertekad untuk mabuk dan meminum khamr sepanjang malam. Aku minum, minum dan minum. Maka aku lihat diriku telah terlempar di alam mimpi.

Di alam mimpi tersebut aku melihat hari kiamat. Matahari telah gelap, lautan telah berubah menjadi api, dan bumipun telah bergoncang. Manusia berkumpul pada hari kiamat. Manusia dalam keadaan berkelompok-kelompok. Sementara aku berada di antara manusia, mendengar seorang penyeru memanggil: Fulan ibn Fulan, kemari! Mari menghadap al-Jabbar. Aku melihat si Fulan tersebut berubah wajahnya menjadi sangat hitam karena sangat ketakutan. Sampai aku mendengar seorang penyeru menyeru namaku: "Mari menghadap al-Jabbar!"

Kemudian hilanglah seluruh manusia dari sekitarku seakan-akan tidak ada seorangpun di padang Mahsyar. Kemudian aku melihat seekor ulat besar yang ganas lagi kuat merayap mengejar kearahku dengan membuka mulutnya. Akupun lari karena sangat ketakutan. Lalu aku mendapati seorang laki-laki tua yang lemah. Akupun berkata: "Hai, selamatkanlah aku dari ular ini!" Dia menjawab: "Wahai anakku aku lemah, aku tak mampu, akan tetapi larilah kearah ini mudah-mudahan engkau selamat!"

Akupun berlari kearah yang ditunjukkannya, sementara ular tersebut berada di belakangku. Tiba-tiba aku mendapati api ada dihadapanku. Akupun berkata: "Apakah aku melarikan diri dari seekor ular untuk menjatuhkan diri ke dalam api?" Akupun kembali berlari dengan cepat sementara ular tersebut semakin dekat. Aku kembali kepada lelaki tua yang lemah tersebut dan berkata: "Demi Allah, wajib atasmu menolong dan menyelamatkanku." Maka dia menangis karena iba dengan keadaanku seraya berkata: "Aku lemah sebagaimana engkau lihat, aku tidak mampu melakukan sesuatupun, akan tetapi larilah kearah gunung tersebut mudah-mudahan engkau selamat!"

Akupun berlari menuju gunung tersebut sementara ular akan mematukku. Kemudian aku melihat di atas gunung tersebut terdapat anak-anak kecil, dan aku mendengar semua anak tersebut berteriak: "Wahai Fathimah tolonglah ayahmu, tolonglah ayahmu!"

Selanjutnya aku mengetahui bahwa dia adalah putriku. Akupun berbahagia bahwa aku mempunyai seorang putri yang meninggal pada usia tiga tahun yang akan menyelamatkanku dari situasi tersebut. Maka diapun memegangku dengan tangan kanannya, dan mengusir ular dengan tangan kirinya sementara aku seperti mayit karena sangat ketakutan. Lalu dia duduk di pangkuanku sebagaimana dulu di dunia.

Dia berkata kepadaku: "Wahai ayah, "belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah."

Maka kukatakan: "Wahai putriku, beritahukanlah kepadaku tentang ular itu."

Dia berkata: "Itu adalah amal keburukanmu, engkau telah membesarkan dan menumbuhkannya hingga hampir memakanmu. Tidakkah engkau tahu wahai ayah, bahwa amal-amal di dunia akan dirupakan menjadi sesosok bentuk pada hari kiamat? Dan lelaki yang lemah tersebut adalah amal shalihmu, engkau telah melemahkannya hingga dia menangis karena kondisimu dan tidak mampu melakukan sesuatu untuk membantu kondisimu. Seandainya saja engkau tidak melahirkanku, dan seandainya saja tidak mati saat masih kecil, tidak akan ada yang bisa memberikan manfaat kepadamu."

Dia Rohimahullah berkata: Akupun terbangun dari tidurku dan berteriak: "Wahai Rabbku, sudah saatnya wahai Rabbku, ya, "Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah." Lantas aku mandi dan keluar untuk shalat subuh dan ingin segera bertaubat dan kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Dia Rohimahullah berkata: Akupun masuk ke dalam masjid dan ternyata imampun membaca ayat yang sama:

"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah."
Itulah kisah taubatnya Malik bin Dinar Rohimahullah yang beliau kemudian menjadi salah seorang imam generasi tabi'in, dan termasuk ulama Basrah. Dia dikenal selalu menangis sepanjang malam dan berkata: "Ya Ilahi, hanya Engkaulah satu-satunya Dzat Yang Mengetahui penghuni sorga dan penghuni neraka, maka yang manakah aku di antara keduanya? Ya Allah, jadikanlah aku termasuk penghuni sorga dan jangan jadikan aku termasuk penghuni neraka."

Malik bin Dinar Rohimahullah bertaubat dan dia dikenal pada setiap harinya selalu berdiri di pintu masjid berseru: "Wahai para hamba yang bermaksiat, kembalilah kepada Penolong-mu! Wahai orang-orang yang lalai, kembalilah kepada Penolong-mu! Wahai orang yang melarikan diri (dari ketaatan), kembalilah kepada Penolong-mu! Penolong-mu senantiasa menyeru memanggilmu di malam dan siang hari.

Dia berfirman kepadamu: "Barangsiapa mendekatkan dirinya kepada-Ku satu jengkal, maka Aku akan mendekatkan diri-Ku kepadanya satu hasta. Jika dia mendekatkan dirinya kepada-Ku satu hasta, maka Aku akan mendekatkan diri-Ku kepadanya satu depa. Siapa yang mendatangi-Ku dengan berjalan, Aku akan mendatanginya dengan berlari kecil."

Aku memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar memberikan rizki taubat kepada kita. Tidak ada sesembahan yang hak selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zhalim.

Malik bin Dinar Rohimahullah wafat pada tahun 130 H. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmatinya dengan rahmat-Nya yang luas

Dawood Al-Brittani: Kisah Gugurnya Mualaf Inggris dalam Perang Bosnia




Dawood, begitulah pria asal Inggris tersebut mengganti namanya setelah memeluk Islam. Ia adalah mualaf yang gugur di medan jihad pada usianya yang sangat muda, 29 tahun. Namanya begitu populer setelah memutuskan diri untuk membela kaum Muslim dalam pertempuran melawan Pasukan Kroasia di Bosnia pada 1993.

Ia dibesarkan dalam keluarga kristen. Sejak kecil, ia didik dengan doktrin Kristen hingga menginjak dewasa. Setelah lulus kuliah, ia bekerja pada salah satu perusahaan Komputer di Inggris.

Hingga suatu pagi, Dawood mengagetkan semua orang di kantornya. Tiba-tiba saja, pagi itu ia muncul dengan cara berpakaian berbeda dari biasanya. Ia berpakaian layaknya Muslim di Timur Tengah.

Ternyata, Dawood telah menjadi seorang Muslim. Pakaian yang bernuansa Muslim itu pula yang membuatnya dipecat dari pekerjaannya.

Dawood muda kebingungan. Tidak hanya keluarga, tapi rekan-rekan ditempatnya bekerja juga menolaknya. Karena dia sudah menjadi seorang Muslim. Tak ada yang mau menerimanya ketika itu, selain saudara-saudaranya dari komunitas Muslim.

Ia memutuskan untuk berangkat ke Bosnia bersama dua orang rekan Muslimnya yang lain. Mereka bergabung bersama Muslim Bosnia dengan tujuan bisa hidup secara Islam dan ingin belajar ilmu-ilmu keislaman.

Empat bulan telah berlalu. Beberapa rekannya dari Inggris mengajaknya untuk pulang ke Inggris. Ia menolaknya. Akhirnya ia tetap menetap di Bosnia.

Ia seorang yang sangat cepat belajar ilmu-ilmu Islam. Dawood juga dengan cepat menguasai bahasa Arab. Teman-temannya bercerita bahwa ia adalah seorang Muslim yang taat dan teguh memelihara sunah. Ia termasuk sosok yang disayangi oleh teman-teman dan saudara-saudaranya sesama Muslim di Bosnia.

Ia tidak melewatkan untuk shalat malam, walau cuaca teramat sangat dingin. Bahkan ia sering berdoa sepanjang malam. Ia hanya tidur sebentar dengan posisi tidur meringkuk ke kanan.

Setelah beberapa waktu kemudian, ia bergabung dengan mujahidin Bosnia dibawah komando Abul Harith. Komandannya juga sangat menyayangi Dawood karena kasalehannya.

Malam sebelum Dawood gugur di medan pertempuran, ia sempat bermimpi. Dalam mimpi tersebut, ia berjalan di antara dua sisi istana yang sangat besar dan megah.

Ia sempat bertanya " Siapakah pemilik Istana yang megah ini ?"

"Inilah milik salah seorang syuhada" begitulah jawaban dari mimpinya itu.

Dawood bertanya lagi, "Dimanakah istana milik Abu Ibrahim?" Abu Ibrahim adalah salah seorang teman dekat Dawood yang berkebangsaan Turki. Mereka dahulu bersama-sama datang dari Inggris. Abu Ibrahim ditembak mati oleh PBB Prancis didekat Bandara Sarajevo.

Suara dalam mimpi Dawood tersebut menjawab " Istana Abu Ibrahim ada di sana".

Dalam mimpi itu Dawood berlari menuju rumah teman dekatnya Abu Ibrahim. Dalam berlari itu ia terjatuh hingga ia bangun dari tidurnya kemudian menceritakan mimpinya.

Komandannya Abul Haristh sudah menduga bahwa Dawood mungkin akan gugur di medan pertempuran berikutnya setelah mendengar cerita mimpi Dawood. Mungkin saja ia akan segera menyusul sahabatnya Abu Ibrahim, karena ia ceritakan dalam mimpinya bahwa ia berlari menuju Istana Abu Ibrahim.

Keesokan harinya Dawood terlibat dalam sebuah operasi militer melawan Pasukan Kroasia. Dawood tertembak tepat di jantungnya dan tewas seketika. Ia berguling ke bawah bunker Kroasia yang mengakibatkan jasadnya tidak bisa diambil.

Setelah tiga bulan berikutnya, barulah jasad Dawood ditemukan oleh Pasukan Mujahidin. Diceritakan oleh Komandannya Abul Haritsh bahwa jasad Dawood saat ditemukan sudah berbau kesturi. Jasad tersebut ditemukan seperti posisi Dawood tertidur yaitu meringkuk menghadap ke kanan. Subhanallah...Subhanallah......... !

Redaktur: Heri Ruslan
Reporter: Hannan Putra
Sumber: muslimconverts.com


Rasulullah Saw bersabda:
Demi Dzat Yang jiwa Muhammad ada di Tangan-Nya, tidak satu lukapun yang terluka di jalan Allah melainkan ia itu datang di hari kiamat seperti keadaannya saat ia terluka; warnanya warna darah dan baunya bau kasturi (HR Muslim)



RELATED LINKS:
http://arrahmah.com/read/2009/01/13/3055-al-jihad-fie-sabilillah-menyingkap-tabir-kemunafikan.html

Rasulullah Saw Pingsan Mendengar Keterangan Jibril tentang Pintu Neraka Ke-7



Yazid Arraqqasyi dari Anas bin Malik ra. berkata: Jibril datang kepada Nabi saw pada waktu yg ia tidak biasa datang dalam keadaan berubah mukanya, maka ditanya oleh nabi s.a.w.: “Mengapa aku melihat kau berubah muka?”

Jawabnya: “Ya Muhammad, aku datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya dikobarkan penyalaan api neraka, maka tidak layak bagi orang yg mengetahui bahwa neraka Jahannam itu benar, dan siksa kubur itu benar, dan siksa Allah itu benar untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman dari padanya.”

Lalu nabi s.a.w. bersabda: “Ya Jibril, jelaskan padaku sifat Jahannam.” Jawabnya: “Ya. Ketika Allah menjadikan Jahannam, maka dinyalakan selama seribu tahun, sehingga merah, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga putih, kemudian seribu tahun sehingga hitam, maka ia hitam gelap, tidak pernah padam nyala dan baranya. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan terbuka sebesar lubang jarum niscaya akan dapat membakar penduduk dunia semuanya kerana panasnya.

Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu baju ahli neraka itu digantung di antara langit dan bumi niscaya akan mati penduduk bumi kerana panas dan basinya. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu pergelangan dari rantai yg disebut dalam Al-Qur’an itu diletakkan di atas bukit, niscaya akan cair sampai ke bawah bumi yg ke tujuh.

Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan seorang di ujung barat tersiksa, niscaya akan terbakar orang-orang yang di ujung timur kerana sangat panasnya, Jahannam itu sangat dalam dan perhiasannya besi, dan minumannya air panas campur nanah, dan pakaiannya potongan-potongan api. Api neraka itu ada tujuh pintu, tiap-tiap pintu ada bagiannya yang tertentu dari orang laki-laki dan perempuan.”

Nabi s.a.w. bertanya: “Apakah pintu-pintunya bagaikan pintu-pintu rumah kami?” Jawabnya: “Tidak, tetapi selalu terbuka, setengahnya di bawah dari lainnya, dari pintu ke pintu jarak perjalanan 70,000 tahun, tiap pintu lebih panas dari yang lain 70 kali ganda.” (nota kefahaman: yaitu yg lebih bawah lebih panas)

Tanya Rasulullah s.a.w.: “Siapakah penduduk masing-masing pintu?” Jawab Jibril:
“Pintu yg terbawah untuk orang-orang munafik, dan orang-orang yg kafir setelah diturunkan hidangan mukjizat nabi Isa a.s. serta keluarga Fir’aun, namanya Al-Hawiyah.
Pintu kedua tempat orang-orang musyrikin bernama Jahim,
Pintu ketiga tempat orang shobi’in bernama Saqar.
Pintu ke empat tempat Iblis dan pengikutnya dari kaum majusi bernama Ladha,
Pintu kelima orang yahudi bernama Huthomah.
Pintu ke enam tempat orang nashara bernama Sa’eir.”

Kemudian Jibril diam, segan pada Rasulullah s.a.w. sehingga ditanya: “Mengapa tidak kau terangkan penduduk pintu ke tujuh?” Jawabnya: “Di dalamnya orang-orang yg berdosa besar dari ummatmu yg sampai mati belum sempat bertaubat.”

Maka nabi s.a.w. jatuh pingsan ketika mendengar keterangan itu, sehingga Jibril meletakkan kepala nabi s.a.w. di pangkuannya sehingga sadar kembali dan sesudah sadar nabi saw bersabda: “Ya Jibril, sungguh besar kerisauanku dan sangat sedihku, apakah ada seorang dari ummat ku yang akan masuk ke dalam neraka?” Jawabnya: “Ya, yaitu orang yg berdosa besar dari ummatmu.”

Kemudian nabi s.a.w. menangis, Jibril juga menangis, kemudian nabi s.a.w. masuk ke dalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk sembahyang kemudian kembali dan tidak berbicara dengan orang dan bila sembahyang selalu menangis dan minta kepada Allah.

Tuesday, 10 April 2012

Nabi Muhammad s.a.w kena SIHIR.




Abu Sa'id Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim meriwayatkan kepada kami dari Ali bin Muhammad al-Waraq, dari Ahmad bin Muhammad bin Nashr, dari Yusuf bin Bilal, dari Muhammad bin Marwan al-Kalbi, dari Abu Shalih, dari Ibnu Abbas bahwa Aisyah berkata:

“Rasulullah terkena sihir. Maka, baginda jatuh sakit, sehingga kami mengkhawatirkannya.

Ketika beliau berada antara tidur dan terjaga.

Tiba-tiba turun dua malaikat: yang satu berada di dekat kepala Rasulullah SAW dan yang lain berada di dekat kaki baginda.

Malaikat yang berada dekat kepala berkata kepada malaikat yang berada dekat kaki:

“Mengapa dia sakit?”

Malaikat bertanya demikian supaya Nabi SAW memahami persoalannya.

Temannya menjawab: “Terkena sihir.”

“Siapa yang melakukannya?”

“Lubaid bin A'sham, orang YAHUDI.”

“Di mana dia melakukannya?”

“Di sumur Dzarwan.”

“Bagaimana mengobatinya?”
“Kirimlah orang ke sumur itu dan keringkan airnya. Jika tampak sebuah batu besar, singkirkanlah karena di bawahnya terdapat tali busur yang berpintal sebelas dan diletakkan di dalam kantong. Setelah itu bakarlah ia. Insya Allah dia sembuh. Jika dia menyuruh orang, hendaknya dia mengeluarkan kantong itu.”

Ibnu Abbas melanjutkan,

“Nabi pun bangun dan baginda telah memahami apa yang dikatakan kepadanya oleh malaikat. Baginda menyuruh 'Ammar bin Yasir dan sekelompok sahabatnya ke sumur tersebut yang airnya telah berubah seperti inai.

Kemudian sumur itu dikeringkan. Setelah tampak batu besar, ia pun digulingkan, dan tampaklah di bawahnya kantong yang berisikan tali busur bersimpul sebelas.

Kemudian mereka membawanya kepada Rasulullah.

Maka, turunlah surah al-Falaq dan surah an-Naas.

Kedua surah ini berjumlah 11 ayat (5+6) dan sama dengan banyaknya buhul yang berjumlah 11 pula.

Setiap kali baginda membaca satu ayat, lepaslah satu buhul. Setelah seluruh buhulnya terbuka,

Rasulullah dapat bangkit dan seolah-olah terlepas dari ikatan. Buhul itu pun dibakar. Nabi menyuruh kita berlindung kepada Allah melalui kedua surah tersebut.

Lubaid mengunjungi Rasulullah SAW.

Meskipun baginda menceritakan kejadian di atas, pada wajah Lubaid tidak tampak perubahan apa pun.”

(Apakah pndapat kamu tentang Yahudi trsebut..?)

Sejak dahulu lagi bangsa Yahudi tidak pernah mengenal mangsa sama ada bayi, kanak-kanak, remaja, lelaki, wanita walhal Nabi dan Rasul.
Mereka akan membunuh siapa sahaja tanpa perasaan belas kasihan dan simpati.
Contohnya Nabi Zakaria AS mereka belah badannya dan Nabi Yahya AS telah dipenggal kepalanya, dan mereka juga menyangka bahawa mereka telah berjaya membunuh Nabi Isa AS. Tetapi sebenarnya tidak.

Seorang wanita Yahudi juga pernah mengkhianati Nabi SAW dengan menghidangkan daging kambing beracun. Betapa sungguh zalim dan keji sifat Bani Israel ini.

Allah SWT telah berfirman yg bermaksud:

“Orang-orang kafir Yahudi dari Bani Israel telah dilaknat (di dalam kitab Zabur dan Injil) melalui lidah Nabi Daud dan Nabi Isa ibni Maryam.

Yang demikian itu disebabkan mereka ‘menderhaka’ dan ‘selalu menceroboh.”

(Surah al-Maidah: 78)